Skill IT vs Sertifikasi: Mana yang Lebih Diperhitungkan HRD?

“Antara punya skill tapi nggak punya sertifikat, atau punya sertifikat tapi belum pernah ‘ngoding’ betulan mana yang lebih dicari HRD?”
Kalau kamu sedang bersiap masuk dunia kerja di bidang IT, pertanyaan ini pasti pernah terlintas. Jawabannya? Tidak sesederhana itu. Tapi tenang, di artikel ini kita akan bahas secara menyeluruh berdasarkan tren industri, kebutuhan HR, dan realita di lapangan agar kamu bisa menyiapkan strategi yang tepat untuk karirmu.
Skill IT: Langsung Praktik, Langsung Terbukti
Skill teknis seperti coding, data engineering, hingga pengelolaan jaringan adalah aset langsung yang bisa diuji melalui studi kasus atau live test. Dalam banyak startup dan perusahaan teknologi kreatif, portofolio seperti GitHub, kontribusi open-source, atau hasil freelance sering kali berbicara lebih lantang daripada sekadar daftar pengalaman kerja. Di dunia nyata, HRD dan user lebih sering menanyakan:
“Pernah bikin proyek apa? Bisa kasih link GitHub-nya?”
Survei dari SHRM (Society for Human Resource Management) menyebutkan bahwa 79% HR lebih mempertimbangkan hasil asesmen keterampilan langsung ketimbang gelar atau pengalaman kerja formal. Artinya, skill tetap raja apalagi untuk startup dan perusahaan teknologi kekinian.
Sertifikasi: Validasi Resmi yang Masih Penting
Tapi jangan buru-buru meremehkan sertifikat. Di sisi lain, sertifikasi tetap menjadi tolok ukur yang diakui secara internasional. Program seperti Google Data Analytics, AWS Certified Cloud Practitioner, atau CompTIA Security+ menunjukkan bahwa individu telah memenuhi standar industri. Dalam perusahaan besar atau sektor yang lebih ketat secara regulasi (misalnya perbankan, BUMN, atau sektor publik), sertifikasi sering menjadi prasyarat administratif.
Menurut data dari CIO.com, 91% pemilik sertifikasi merasa lebih siap kerja dan diakui kredibilitasnya oleh perusahaan. Jadi, jangan kaget kalau kadang CV dengan sertifikasi lolos duluan di tahap screening.
Lalu, Mana yang Lebih Diperhitungkan?
Jawabannya: Kombinasi keduanya.
“HRD zaman sekarang makin cerdas. Mereka bisa lihat mana kandidat yang hanya modal kertas, dan mana yang bisa deliver hasil.”
Tren global pun mendukung. Burning Glass Institute melaporkan bahwa pendekatan skill-based hiring membuka 97.000+ peluang kerja baru tiap tahun bahkan untuk kandidat non-tradisional yang belajar dari bootcamp dan kursus online. Meski begitu, sertifikasi tetap berperan penting dalam proses penyaringan awal, terutama untuk posisi yang kompetitif.
Keduanya Perlu, Tapi Konteks Menentukan
Baik skill maupun sertifikasi memiliki tempatnya masing-masing. Skill tanpa bukti formal bisa kurang meyakinkan. Sertifikasi tanpa pengalaman praktis bisa jadi kurang relevan. Maka dari itu, pendekatan terbaik adalah menggabungkan keduanya:
-Perkuat skill melalui proyek nyata, magang, dan kontribusi teknologi terbuka.
-Lengkapi dengan sertifikasi sebagai validasi resmi yang diakui industri.

Ingin Menambah Sertifikasi yang Diakui Industri?
Graha Karya Informasi (GKI) adalah pilihan tepat bagi kamu yang ingin meningkatkan daya saing di dunia kerja melalui program sertifikasi bersertifikat nasional dan internasional. Dengan kurikulum yang disusun sesuai kebutuhan industri serta trainer berpengalaman di bidangnya, Graha Karya Infromas siap bantu kamu naik level dalam karir IT.
Yuk, hubungi Graha Karya Informasi untuk pelatihan dan sertifikasi IT terbaik !
Phone : 021-30066518
WA : 0821-3018-2884
Email : sales@grahakarya.com
Instagram : @grahakaryainformasipt